This study explores the use of swear words in the film "Christmas Bloody Christmas" through a sociolinguistic lens. The main character, Tori, utilizes a rich vocabulary of obscenities, and this research aims to analyze the types and functions of her swearing. Employing a qualitative approach, the study adopts a case study design, focusing solely on Tori's language. The primary method of data collection involves document analysis, where the film's script is meticulously examined to identify and categorize swear words. The findings reveal a clear dominance of obscene language used by Tori. Obscenities account for a staggering 83.08% in 221 of all swear words uttered, followed by profanities 4.51% in 12 occurrences, epithets 5.63% in 15 occurrences, and vulgarities 6.01% in 16 occurrences. When examining the function of these swear words, auxiliary use takes the lead 53.25% in 139 Occurrences, suggesting Tori often employs swear words as intensifiers or fillers. Expletives, expressing strong emotions, make up 34.48% in 90 occurrences of her swearing. Interestingly, abusive language targeting specific individuals is present but limited 7.66% in 20 occurrences, and humorous use of swear words is even less frequent 4.59% in 12 occurrences. The dominance of obscenities and the prevalence of auxiliary functions because the type and function are the most commonly used in the Christmas Bloody Christmas movie.
Penelitian ini mengeksplorasi penggunaan kata-kata umpatan dalam film “Christmas Bloody Christmas” melalui lensa sosiolinguistik. Karakter utama, Tori, menggunakan kosakata yang kaya akan kata-kata makian, dan penelitian ini bertujuan untuk menganalisis jenis dan fungsi umpatannya. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif, penelitian ini mengadopsi desain studi kasus, dengan fokus pada bahasa Tori. Metode utama pengumpulan data melibatkan analisis dokumen, di mana naskah film diperiksa dengan cermat untuk mengidentifikasi dan mengkategorikan kata-kata umpatan. Temuan-temuannya menunjukkan dominasi yang jelas dari bahasa kotor yang digunakan oleh Tori. Kata-kata kotor mencapai 83,08% dari 221 kata makian yang diucapkan, diikuti oleh kata-kata kotor 4,51% dalam 12 kemunculan, julukan 5,63% dalam 15 kemunculan, dan kata-kata kasar 6,01% dalam 16 kemunculan. Ketika memeriksa fungsi dari kata-kata umpatan ini, penggunaan kata bantu memimpin dengan 53,25% dari 139 kemunculan, menunjukkan bahwa Tori sering menggunakan kata-kata umpatan sebagai penguat atau pengisi. Sumpah serapah, yang mengekspresikan emosi yang kuat, mencapai 34,48% dari 90 kemunculan umpatannya. Menariknya, bahasa kasar yang menargetkan individu tertentu juga ada tapi terbatas, yaitu 7,66% dalam 20 kemunculan, dan penggunaan kata-kata umpatan yang bersifat humor lebih jarang lagi, yaitu 4,59% dalam 12 kemunculan. Dominasi kata-kata kotor dan prevalensi fungsi tambahan karena jenis dan fungsinya yang paling sering digunakan dalam film Christmas Bloody Christmas.