Penelitian ini dilatarbelakangi oleh dukungan Goenawan Mohamad selaku komisaris media Tempo.co terhadap Ganjar-Mahfud dalam pemilu presiden 2024. Dalam analisis wacana kritis, aspek kekuasaan yang dimiliki media massa dapat memengaruhi penyajian berita. Penelitian ini bertujuan untuk mendeksripsikan pemberitaan capres dan cawapres dalam pemilu 2024 oleh media Tempo.co periode 2 Januari-11 Februari 2024 berdasar dimensi AWK Norman Fairclough yang ditinjau dari segi dimensi teks, discourse practice, dan sociocultural practice. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif menggunakan metode analisis isi (content analysis). Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi pada berita capres dan cawapres di pemilu 2024 oleh media Tempo.co. Berdasarkan hasil penelitian: 1) Dalam dimensi teks, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar ditampilkan sebagai kandidat yang melakukan tindakan atau kebijakan positif dan bermanfaat. Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka ditampilkan sebagai kandidat yang mendapat pemberitaan negatif. Ganjar Pranowo dan Mahfud MD ditampilkan sebagai kandidat yang memiliki potensi serta menekankan pentingnya akuntabilitas dan pengawasan publik. 2) Dalam dimensi discourse practice, tiga pasangan calon presiden dan wakil presiden diliput oleh reporter Tempo.co, media Antara, dan kontributor. Proses liputan dilakukan dengan wawancara langsung, melalui pengamatan wartawan, ataupun menambahkan informasi dari media lain. 3) Dalam dimensi sociocultural practice, tidak ada kaitannya Anies-Muhaimin dan Prabowo-Gibran dengan Goenawan Mohamad atau PDI Perjuangan. Sementara Ganjar-Mahfud memiliki kaitan dengan Goenawan Mohamad atau PDI Perjuangan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberitaan media Tempo.co menunjukkan netral dan objektivitas. Namun dalam aspek peliputan berita, media Tempo.co condong memojokkan pasangan Prabowo-Gibran. Hal ini terlihat dari konteks pemberitaan.
Kata Kunci: Analisis wacana kritis; berita; Norman Fairclough; Tempo.co

This research is motivated by the support of Goenawan Mohamad as Tempo.co media commissioner for Ganjar-Mahfud in the 2024 presidential election. In critical discourse analysis, aspects of the power of the mess media can influence the presentation of news. This research aims to describe the coverage of presidential and cawapres candidates in the 2024 election by Tempo.co media for the period 2 January-11 February 2024 based on Norman Fairclough's AWK dimensions as viewed from in terms of text dimensions, discourse practice, and sociocultural practice. This research uses a qualitative descriptive approach using content analysis methods. The technique used in this research is documentation of news on presidential and vice presidential candidates in the 2024 election by the media Tempo.co. Based on the research results: 1) In the text dimension, Anies Baswedan and Muhaimin Iskandar are presented as candidates who have carried out positive and useful actions or policies. Prabowo Subianto and Gibran Rakabuming Raka were presented as candidates who received negative press. Ganjar Pranowo and Mahfud MD are presented as candidates who have potential and emphasize the importance of accountability and public supervision. 2) In the discourse practice dimension, three pairs of presidential and vice presidential candidates were covered by Tempo.co reporters, Antara media, and contributors. The reporting process is carried out through direct interviews, through journalists' observations, or adding information from other media. 3) In the sociocultural practice dimension, there is no connection between Anies-Muhaimin and Prabowo-Gibran with Goenawan Mohamad or PDI Perjuangan. Meanwhile Ganjar-Mahfud has links to Goenawan Mohamad or PDI Perjuangan. So it can be concluded that Tempo.co media reporting shows neutrality and objectivity. However, in the coverage aspect, Tempo.co media tends to corner the Prabowo-Gibran pair. This can be seen from the context of the news.
Keywords: Critical discourse analysis; news; Norman Fairclough; Tempo.co