Hutan memegang peranan penting dalam menyerap emisi gas rumah kaca yang menjadi perhatian utama dunia karena konsentrasinya yang tinggi di atmosfer. Salah satu upaya Indonesia dalam memitigasi emisi gas rumah kaca dan terlibat dalam perdagangan karbon adalah melalui Peraturan Presiden Nomor 98 Tahun 2021 tentang Nilai Ekonomi Karbon (NEK) yang sekaligus mengatur pasar karbon. Carbon Pricing merupakan kompensasi yang diberikan oleh industri maju atau produsen karbon untuk membayar kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh CO2. Kondisi hutan Indonesia mengalami degradasi, salah satu dampak dari degradasi tersebut adalah emisi gas rumah kaca. Emisi gas rumah kaca di Indonesia pada tahun 2022 sebesar 2,18 miliar ton CO2e atau setara dengan 2,18 gigaton CO2e. Salah satu kekuatan pendukung untuk meminimalisir gas rumah kaca adalah mekanisme perdagangan karbon yang berperan dalam pengendalian emisi CO2. Sehingga pemerintah Indonesia pada tahun 2023 berhasil menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 127,67 juta ton CO2e (CO2 ekuivalen). Tujuan penelitian ini adalah menghitung biomassa, menaksir simpanan karbon, penyerapan CO2, dan nilai ekonomi simpanan karbon pada tegakan pinus pada berbagai kelas umur. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2024 sampai dengan April 2024. Pengumpulan data dilakukan secara acak dengan mengukur tinggi dan diameter pohon pada petak contoh yang telah ditentukan. Petak contoh berbentuk lingkaran dengan jari-jari 7,98 m untuk kelas umur I-II, 11,28 m untuk kelas umur III-IV, dan 17,80 m untuk kelas umur V ke atas, berdasarkan tata cara inventarisasi hutan P.33 Menhut-II 2009. Sebanyak 135 petak contoh digunakan. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan persamaan allometrik, diperoleh rata-rata potensi biomassa sebesar 229,28 ton/ha. Rata-rata simpanan karbon sebesar 105,47 ton/ha, dengan total simpanan karbon sebesar 90.350,04 ton. Rata-rata serapan CO2 sebesar 387,08 ton/ha. Berdasarkan nilai rata-rata dan total simpanan karbon, diperoleh rata-rata nilai ekonomi karbon sebesar Rp. 3.164.121,64 per hektar, dengan total nilai ekonomi karbon di RPH Haurkuning, BKPH Garawangi, KPH Kuningan sebesar Rp. 2.710.501.200.
Kata kunci : Tegakan pinus berbagai kelas umur, Biomassa, Simpanan karbon, Serapan karbondioksida, Nilai Ekonomi Karbon
Forests play a crucial role in absorbing greenhouse gas emissions, a major global concern due to their high concentration in the atmosphere. One of Indonesia's efforts to mitigate greenhouse gas emissions and engage in carbon trading is through Presidential Regulation No. 98 of 2021 on the Carbon Economic Value (NEK), which also regulates the carbon market. Carbon Pricing is the compensation given by developed industries or carbon producers to pay for environmental damage caused by CO2. The condition of Indonesia's forests is experiencing degradation, one of the impacts of this degradation is greenhouse gas emissions. Greenhouse gas emissions in Indonesia in 2022 amounted to 2.18 billion tons of CO2e or equivalent to 2.18 gigatons of CO2e. One of the supporting forces to minimize greenhouse gases is the carbon trading mechanism which plays a role in controlling CO2 emissions. So that the Indonesian government in 2023 succeeded in reducing greenhouse gas emissions by 127.67 million tons of CO2e (CO2 equivalent). The objective of this research is to calculate biomass, estimate carbon storage, CO2 absorption, and the economic value of carbon storage in pine stands at various age classes. The study was conducted from January 2024 to April 2024. Data collection was performed randomly by measuring the height and diameter of trees within predetermined sample plots. The sample plots were circular with radius of 7,98 m for age class I-II, 11.28 m for age class III-IV, and 17.80 m for age class V up, based on the forest inventory procedure P.33 Menhut-II 2009. A total of 135 sample plots were used. Based on calculations using allometric equations, the average biomass potential was found to be 229.28 tons/ha. The average carbon storage was 105,47 tons/ha, with a total carbon storage of 90,350.04 tons. The average CO2 sequestration was 387.08 tons/ha. Based on the average and total carbon storage values, the average carbon economic value was Rp. 3,164,121.64 per hectare, with the total carbon economic value in RPH Haurkuning, BKPH Garawangi, KPH Kuningan being Rp. 2,710,501,200.
Keyword : Pine stands various age classes, Biomass, Carbon storage, Carbondiokside sequestration, Carbon Economic Value